Minggu, 05 Desember 2010

Prosesi Adat Nyongkolan (mengiring pengantin) di Lombok

Sore hari, tidak ada kerjaan, ya sudah mem-Bolang (Bocah Ilang) saja dengan bermodalkan Kamera dan motor Yamaha Jupiter Z pinjaman dari mas Fuad.. hehe. Makasih ya mas atas pinjaman motor selama seminggu ini, beta jadi bisa keliling2 Pulau Lombok, hunting-hunting foto.

Nah pas pulangnya, lha kok macet jalannya, wah saya curiga pasti ada sesuatu di depan. Langsung ane ambil jalur pinggir yang tidak beraspal, daripada nungguin mpe kering.

Wah ternyata ada arak-arakan gan, sambil naek motor beta jepret sini jepret sana, karena naek motor ini, jadi hasilnya kurang fokus, tapi gak papa lah, lumayan bisa diposting, nambah pengetahuan.


Karena belum tahu, beta berhenti dan tanya pada orang yang juga sedang nonton sebenarnya apa sih itu. Ternyata itu adalah tradisi di Lombok, namanya Nyongkolan.

Nyongkolan merupakan tradisi masyarakat Sasak Lombok ketika pasangan pengantin dengan menggunakan baju pengantin diarak menuju tempat orangtua pengantin perempuan sambil berjalan kaki. Dengan mengenakan busana adat yang khas, pengantin dan keluarga yang ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat atau pemuka adat beserta sanak saudara, berjalan keliling desa. Tradisi ini juga merupakan sebuah bentuk "pengumuman" bahwa pasangan tersebut sudah resmi menikah. Hingga saat ini, Nyongkolan masih tetap berlangsung dan kerap menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan di Mataram dan sekitarnya, dan beta sudah merasakan sendiri betapa macetnya jalan yang dilalui iring2an tersebut.


Akan tetapi tradisi ini sepertinya sudah dimasuki budaya luar, buktinya di belakang arak-arakan pengantin ada iringan musik dangdut masa kini, dengan penyanyi berpakaian khas dangdut saat konser. Haha.. Juga ada semacam drumband nya. Dengan iringan musik dangdut ini, para pengantar dari pihak lelaki yang terdiri dari pemuda-pemuda ikutan joget, goyang sini goyang sana, sumpah pede banget padahal di jalanan ramai.


Bagi masyarakat, Adat tersebut merupakan bagian terpenting dalam sebuah perkawinan karena memang sangat menarik terlebih lagi ketika goyangan seorang penari mengiringi untaian irama dan lagu membuat para penonton merasa terpanggil untuk tampil bahkan sampai lupa diri.


Namun ada satu hal yang mengundang banyak tanya khususnya dari kalangan masyarakat biasa dengan adat sasak yang satu ini. Selama ini, prosesi adat nyongkolan ternyata masih ada perbedaan dari masyarakat khususnya kaum bangsawan. Ketika kaum bangsawan melaksanakan adat ini ada istilah “bau acan”, dan jika masyarakat biasa yang melaksanakan, acara tersebut tidak ada. kemudian saat nyongkolan, ketika masyarakat tidak mengenakan pakaian adat, maka tidak diberikan masuk dalam iringan pengantin.



Nah, di bawah ini ada beberapa foto-fotonya, maaf ya fotonya kurang fokus, karena suasana ramai sekali, jadi susah ngambil gambarnya. Selamat menikmati..








(pengantin perempuan)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar