Jumat, 19 November 2010

Manfaat Daun Katu/Katuk

Manfaat utama dari daun katu adalah untuk melancarkan dan memperbanyak produksi air susu bagi para ibu yang sedang menyusui, selain itu sebenarnya masih banyak manfaat lain dari daun katu bagi kesehatan kita.

Selain untuk melancarkan ASI, manfaat daun katu antara lain :
  • Mengatasi Sembelit. Penyebab utama sembelit adalah terlalu banyak duduk, kurangnya minum air putih dan sering menahan-nahan jika ingin buang air besar. Cara mengatasi sembelit dengan daun katu adalah : 200 gram daun katu segar yang bersih direbus dengan 200 cc air selama 10 menit, kemudian saring air rebusan tersebut dan diminum 2 kali sehari.
  • Menyembuhkan Borok / Luka. Daun katu juga dapat digunakan untuk menyembuhkan luka atau borok dengan cara ambil daun katu secukupnya dan dilumatkan, setelah itu bubuhkan pada luka atau borok tersebut secara merata.
  • Mengobati Frambusia. Seperempat genggam daun katu dilumatkan sampai halus, kemudian ditambahkan seperempat cangkir air dan sedikit garam, kemudian diaduk sampai merata dan disaring airnya. Air hasil saringan tersebut diminum dua kali sehari dan ampas perasannya di gosok-gosokkan pada bagian tubuh yang terserang frambusia.
  • Sebagai Pewarna Alami. Selain sebagai obat, daun katu juga bisa digunakan sebagai pewarna makanan alami sebagai pengganti pewarna makanan dari bahan kimia. Air perasan dari daun katu dapat digunakan untuk mewarnai segala makanan yang tentunya sangat sehat dan alami.
  • Disayur. Daun katu sangat lezat untuk disayur.
Sebenarnya apa seh yang terkandung dalam daun katuk, kok daun hijau biasa seperti itu bisa banyak manfaatnya? Berikut penjelasannya:

Hasil analisis GCMS pada ekstrak heksana menunjukkan adanya beberapa senyawa alifatik. Pada ekstrak eter terdapat komponen utama yang meliputi : monometil suksinat, asam benzoat dan asam 2-fenilmalonat; serta komponen minor meliputi : terbutol, 2-propagiloksan, 4H-piran-4-on, 2-metoksi-6-metil, 3-peten-2-on, 3-(2-furanil), dan asam palmitat. Pada ekstrak etil asetat terdapat komponen utama yang meliputi: sis-2-metil-siklopentanol asetat. Kandungan daun katuk meliputi protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, dan C. pirolidinon, dan metil piroglutamat serta p-dodesilfenol sebagai komponen minor.

Dalam 100 g daun katuk terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten 10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Tanaman katuk dapat meningkatkan produksi ASI diduga berdasarkan efek hormonal dari kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik. Pada penelitian terdahulu daun katuk mengandung efedrin.

Tapi jangan salah ya, daun katu juga mempunyai efek samping lho, jadi jangan sembarangan memakan daun katu. Di Taiwan 44 orang mengkonsumsi jus daun katuk mentah (150 g) selama 2 minggu - 7 bulan, terjadi efek samping dengan gejala sukar tidur, tidak enak makan dan sesak nafas. Gejala hilang setelah 40-44 hari menghentikan konsumsi jus daun katuk. Hasil biopsi dari 12 pasien menunjukkan bronkiolitis obliterasi.(9) Sejumlah 178 pasien mengkonsumsi jus daun katuk mentah dengan dosis 150 g / hari (60,7 %), digoreng (16,9 %), campuran (20.8 %), dan digodok (1,7 %), selama 7 bulan - 24 bulan. Terdapat efek samping setelah penggunaaan selama 7 bulan berupa gejala obstruksi bronkiolitis sedang sampai parah, sedangkan konsumsi selama 22 bulan atau lebih menyebabkan gejala bronkiolitis obliterasi yang permanen.

Di Amerika, sejak tahun 1995 daun katuk goreng, salad daun katuk, dan minuman banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat antiobesitas (pelangsing tubuh). Penelitian dilakukan terhadap 115 kasus bronkiolitis obliterasi (110 perempuan dan 5 pria), berumur antara 22-66 tahun yang sebelumnya mengkonsumsi daun katuk. Pada uji fungsi paru terlihat obstruksi sedang sampai parah. Pengobatan dengan campuran kortikosteroid, bronkodilatasi, eritromisin, dan zat imunosupresi hampir tidak berkhasiat. Setelah 2 tahun bronkiolitis obliterasi berkembang menjadi parah dan terjadi kematian pada 6 pasien (6,1 %).

Proses perebusan daun katuk dapat menghilangkan sifat anti protozoa. Jadi dapat disimpulkan pemanasan dapat mengurangi sampai meniadakan sifat racun daun katuk.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar